Metode Ampuh Tanam Jagung dan Kacang Tanah Tumpangsari


Metode Ampuh Tanam Jagung dan Kacang Tanah Tumpangsari

Tumpangsari jagung dan kacang tanah merupakan teknik bercocok tanam yang menggabungkan penanaman jagung dan kacang tanah dalam satu lahan secara bersamaan. Teknik ini banyak dipraktikkan oleh petani karena memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:

  • Pemanfaatan lahan yang lebih efisien
  • Pengurangan risiko gagal panen
  • Peningkatan produktivitas lahan
  • Peningkatan pendapatan petani

Dalam teknik tumpangsari jagung dan kacang tanah, biasanya jagung ditanam terlebih dahulu, kemudian kacang tanah ditanam di sela-sela tanaman jagung. Kacang tanah berperan sebagai tanaman penutup tanah yang dapat membantu menekan pertumbuhan gulma dan menjaga kelembapan tanah. Selain itu, kacang tanah juga dapat mengikat nitrogen dari udara dan menyuburkan tanah.

Selain manfaat-manfaat di atas, tumpangsari jagung dan kacang tanah juga memiliki nilai historis dan budaya. Teknik ini telah dipraktikkan oleh petani di Indonesia sejak zaman dahulu dan masih terus dilestarikan hingga sekarang. Tumpangsari jagung dan kacang tanah merupakan salah satu contoh kearifan lokal dalam bidang pertanian yang patut diapresiasi dan dilestarikan.

Cara Menanam Jagung dan Kacang Tanah dengan Tumpangsari

Tumpangsari jagung dan kacang tanah merupakan teknik bercocok tanam yang memiliki banyak manfaat. Berikut adalah 7 aspek penting yang perlu diperhatikan dalam teknik tumpangsari jagung dan kacang tanah:

  • Pola Tanam: Menentukan jarak dan pola tanam yang tepat agar kedua tanaman dapat tumbuh optimal.
  • Pemupukan: Memberikan pupuk yang sesuai kebutuhan kedua tanaman dan memperhatikan waktu pemupukan yang tepat.
  • Penyiangan: Melakukan penyiangan secara teratur untuk mengendalikan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
  • Pengairan: Memastikan ketersediaan air yang cukup, terutama pada saat pertumbuhan dan pembungaan tanaman.
  • Pengendalian Hama dan Penyakit: Melakukan pengendalian hama dan penyakit secara tepat untuk mencegah kerugian pada tanaman.
  • Panen: Menentukan waktu panen yang tepat untuk kedua tanaman dan melakukan panen dengan cara yang benar.
  • Pascapanen: Menangani hasil panen dengan baik untuk menjaga kualitas dan mencegah kerusakan.

Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, petani dapat menerapkan teknik tumpangsari jagung dan kacang tanah dengan baik dan memperoleh hasil panen yang optimal. Selain itu, teknik tumpangsari ini juga dapat meningkatkan efisiensi lahan, mengurangi risiko gagal panen, dan meningkatkan pendapatan petani.

Pola Tanam

Dalam teknik tumpangsari jagung dan kacang tanah, pola tanam memegang peranan penting untuk memastikan kedua tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Jarak tanam yang tepat antara tanaman jagung dan kacang tanah akan memberikan ruang yang cukup bagi kedua tanaman untuk memperoleh sinar matahari, air, dan unsur hara yang dibutuhkan. Pola tanam yang tepat juga dapat membantu mencegah persaingan antara kedua tanaman, sehingga keduanya dapat tumbuh optimal.

Sebagai contoh, pada pola tanam tumpangsari jagung dan kacang tanah, biasanya jagung ditanam dengan jarak tanam 70 x 70 cm, sedangkan kacang tanah ditanam di sela-sela tanaman jagung dengan jarak tanam 40 x 40 cm. Pola tanam ini memberikan ruang yang cukup bagi kedua tanaman untuk tumbuh dan berkembang, serta memudahkan dalam perawatan seperti penyiangan dan pemupukan.

Selain jarak tanam, pola tanam juga perlu diperhatikan. Pola tanam yang umum digunakan dalam tumpangsari jagung dan kacang tanah adalah pola tanam baris ganda. Dalam pola tanam ini, jagung ditanam dalam barisan ganda dengan jarak antar baris 70 cm, sedangkan kacang tanah ditanam di sela-sela barisan jagung dengan jarak antar baris 40 cm. Pola tanam ini memungkinkan kedua tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan memudahkan dalam perawatan.

Dengan menentukan jarak dan pola tanam yang tepat, petani dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil panen kedua tanaman dalam teknik tumpangsari jagung dan kacang tanah.

Pemupukan

Pemupukan merupakan aspek penting dalam teknik cara menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari. Pemberian pupuk yang tepat dapat membantu kedua tanaman tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga menghasilkan produksi yang tinggi.

  • Kebutuhan unsur hara: Jagung dan kacang tanah memiliki kebutuhan unsur hara yang berbeda. Jagung membutuhkan unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) dalam jumlah yang cukup, sedangkan kacang tanah membutuhkan unsur hara kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam jumlah yang lebih tinggi.
  • Waktu pemupukan: Pemberian pupuk harus dilakukan pada waktu yang tepat. Untuk jagung, pemupukan dapat dilakukan pada saat tanam, saat tanaman berumur 2-3 minggu, dan saat tanaman berumur 6-8 minggu. Sementara itu, untuk kacang tanah, pemupukan dapat dilakukan pada saat tanam, saat tanaman berumur 1 bulan, dan saat tanaman berumur 2 bulan.
  • Jenis pupuk: Jenis pupuk yang digunakan juga perlu diperhatikan. Untuk jagung, dapat digunakan pupuk urea, SP-36, dan KCl. Sementara itu, untuk kacang tanah, dapat digunakan pupuk NPK, ZA, dan dolomit.
  • Dosis pupuk: Dosis pupuk yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan kedua tanaman dan kondisi lahan. Pemberian pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan tanaman keracunan, sedangkan pemberian pupuk yang kurang dapat menyebabkan tanaman kekurangan unsur hara.

Dengan memperhatikan kebutuhan unsur hara, waktu pemupukan, jenis pupuk, dan dosis pupuk yang tepat, petani dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil panen jagung dan kacang tanah dalam teknik tumpangsari.

Penyiangan

Penyiangan merupakan salah satu aspek penting dalam teknik cara menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman jagung dan kacang tanah dapat mengganggu pertumbuhan kedua tanaman tersebut dengan cara menyerap unsur hara, air, dan sinar matahari yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu, gulma juga dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman jagung dan kacang tanah.

  • Mengurangi persaingan dan air: Gulma dapat menyerap unsur hara dan air yang dibutuhkan oleh tanaman jagung dan kacang tanah, sehingga menghambat pertumbuhan kedua tanaman tersebut.
  • Menghambat penyerapan sinar matahari: Gulma yang tumbuh tinggi dapat menghalangi sinar matahari yang dibutuhkan oleh tanaman jagung dan kacang tanah untuk berfotosintesis.
  • Menjadi inang hama dan penyakit: Gulma dapat menjadi inang bagi berbagai jenis hama dan penyakit, seperti ulat, wereng, dan jamur, yang dapat menyebar ke tanaman jagung dan kacang tanah.
  • Menurunkan kualitas hasil panen: Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman jagung dan kacang tanah dapat menurunkan kualitas hasil panen, seperti menurunkan kadar protein pada jagung dan kadar minyak pada kacang tanah.

Oleh karena itu, penyiangan perlu dilakukan secara teratur untuk mengendalikan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman jagung dan kacang tanah. Penyiangan dapat dilakukan secara manual menggunakan tangan atau cangkul, atau menggunakan herbisida.

Pengairan

Dalam teknik cara menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari, pengairan memegang peranan yang sangat penting untuk memastikan kedua tanaman tersebut dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Air merupakan komponen penting bagi tanaman, terutama pada saat pertumbuhan dan pembungaan, karena air terlibat dalam berbagai proses fisiologis tanaman, seperti fotosintesis, pengangkutan hara, dan perkembangan biji.

Tanaman jagung dan kacang tanah memiliki kebutuhan air yang cukup tinggi, terutama pada saat pertumbuhan vegetatif dan generatif. Kekurangan air pada saat pertumbuhan vegetatif dapat menyebabkan tanaman kerdil, daun menguning, dan pertumbuhan terhambat. Sementara itu, kekurangan air pada saat pembungaan dapat menyebabkan bunga rontok, pembentukan biji terganggu, dan penurunan hasil panen.

Oleh karena itu, petani perlu memastikan ketersediaan air yang cukup untuk tanaman jagung dan kacang tanah, terutama pada saat pertumbuhan dan pembungaan. Pengairan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti irigasi, tadah hujan, atau dengan membuat sumur atau embung. Dengan pengairan yang cukup, tanaman jagung dan kacang tanah dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal, sehingga petani dapat memperoleh hasil panen yang tinggi.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit merupakan aspek penting dalam teknik cara menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari. Hama dan penyakit dapat menyebabkan kerugian yang besar pada tanaman, sehingga petani perlu melakukan pengendalian hama dan penyakit secara tepat untuk mencegah kerugian tersebut.

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung dan kacang tanah sangat beragam, antara lain:

  • Hama: Ulat grayak, penggerek batang, kutu daun, dan wereng
  • Penyakit: Busuk batang, bercak daun, karat daun, dan layu fusarium

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

  • Pengendalian secara mekanis: Mencabut tanaman yang terserang hama atau penyakit, memasang perangkap, dan membersihkan lahan dari gulma
  • Pengendalian secara kimiawi: Menggunakan pestisida dan fungisida
  • Pengendalian secara hayati: Menggunakan musuh alami hama dan penyakit, seperti predator dan parasitoid

Petani perlu memilih metode pengendalian hama dan penyakit yang tepat sesuai dengan jenis hama atau penyakit yang menyerang, tingkat serangan, dan kondisi lahan. Dengan melakukan pengendalian hama dan penyakit secara tepat, petani dapat mencegah kerugian pada tanaman jagung dan kacang tanah, sehingga dapat memperoleh hasil panen yang tinggi.

Panen

Dalam teknik cara menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari, panen merupakan aspek penting yang menentukan keberhasilan budidaya kedua tanaman tersebut. Waktu panen yang tepat dan cara panen yang benar akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas hasil panen.

  • Menentukan waktu panen yang tepat: Waktu panen jagung dan kacang tanah berbeda-beda, tergantung pada varietas dan kondisi lingkungan. Untuk jagung, panen biasanya dilakukan saat tongkol sudah matang dan biji jagung berwarna kuning keemasan. Sementara itu, untuk kacang tanah, panen biasanya dilakukan saat polong sudah berwarna cokelat dan biji kacang tanah sudah mengeras.
  • Melakukan panen dengan cara yang benar: Panen jagung dilakukan dengan cara memotong tongkol dari batang tanaman. Sementara itu, panen kacang tanah dilakukan dengan cara mencabut tanaman dari tanah. Kedua tanaman tersebut harus dipanen dengan hati-hati agar tidak merusak hasil panen.
  • Penanganan pascapanen: Setelah dipanen, jagung dan kacang tanah harus segera ditangani dengan benar untuk menjaga kualitas hasil panen. Jagung harus segera dikeringkan untuk mencegah kerusakan akibat jamur. Sementara itu, kacang tanah harus segera dibersihkan dari tanah dan kotoran.

Dengan menentukan waktu panen yang tepat dan melakukan panen dengan cara yang benar, petani dapat memperoleh hasil panen jagung dan kacang tanah yang berkualitas tinggi dan kuantitas yang optimal.

Pascapanen

Pascapanen merupakan salah satu aspek penting dalam teknik cara menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari. Penanganan hasil panen yang baik akan menentukan kualitas dan kuantitas hasil panen yang diperoleh petani.

Jagung dan kacang tanah termasuk komoditas pertanian yang mudah rusak jika tidak ditangani dengan baik setelah panen. Jagung yang tidak segera dikeringkan dapat terserang jamur dan mengalami penurunan kualitas. Sementara itu, kacang tanah yang tidak segera dibersihkan dari tanah dan kotoran dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri dan jamur yang dapat merusak biji kacang tanah.

Oleh karena itu, petani perlu melakukan penanganan pascapanen yang baik untuk menjaga kualitas dan mencegah kerusakan pada hasil panen jagung dan kacang tanah. Penanganan pascapanen yang baik meliputi pengeringan jagung, pembersihan kacang tanah, dan penyimpanan hasil panen di tempat yang kering dan sejuk.

Dengan melakukan penanganan pascapanen yang baik, petani dapat memperoleh hasil panen jagung dan kacang tanah yang berkualitas tinggi dan kuantitas yang optimal. Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani dan ketahanan pangan di daerah tersebut.

Pertanyaan Umum tentang Cara Menanam Jagung dan Kacang Tanah dengan Tumpangsari

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan terkait dengan teknik cara menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari:

Pertanyaan 1: Apa saja manfaat dari menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari?

Jawaban: Menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  • Pemanfaatan lahan lebih efisien
  • Pengurangan risiko gagal panen
  • Peningkatan produktivitas lahan
  • Peningkatan pendapatan petani

Pertanyaan 2: Apa jenis jagung dan kacang tanah yang cocok untuk ditanam dengan tumpangsari?

Jawaban: Untuk jagung, varietas yang cocok untuk tumpangsari adalah varietas hibrida yang memiliki tinggi tanaman sedang dan umur panen genjah. Untuk kacang tanah, varietas yang cocok adalah varietas unggul yang tahan terhadap penyakit dan memiliki hasil panen yang tinggi.

Pertanyaan 3: Berapa jarak tanam yang tepat untuk jagung dan kacang tanah dalam tumpangsari?

Jawaban: Jarak tanam yang tepat untuk jagung adalah 70 x 70 cm, sedangkan untuk kacang tanah adalah 40 x 40 cm. Jarak tanam ini memberikan ruang yang cukup bagi kedua tanaman untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara pemupukan yang tepat untuk jagung dan kacang tanah dalam tumpangsari?

Jawaban: Pemupukan untuk jagung dan kacang tanah dalam tumpangsari harus disesuaikan dengan kebutuhan kedua tanaman. Untuk jagung, pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk urea, SP-36, dan KCl. Untuk kacang tanah, pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK, ZA, dan dolomit.

Pertanyaan 5: Apa saja hama dan penyakit yang umum menyerang jagung dan kacang tanah dalam tumpangsari?

Jawaban: Hama dan penyakit yang umum menyerang jagung dan kacang tanah dalam tumpangsari antara lain:

  • Hama: Ulat grayak, penggerek batang, kutu daun, dan wereng
  • Penyakit: Busuk batang, bercak daun, karat daun, dan layu fusarium

Pertanyaan 6: Bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit yang tepat untuk jagung dan kacang tanah dalam tumpangsari?

Jawaban: Pengendalian hama dan penyakit untuk jagung dan kacang tanah dalam tumpangsari dapat dilakukan dengan cara:

  • Pengendalian secara mekanis: Mencabut tanaman yang terserang hama atau penyakit, memasang perangkap, dan membersihkan lahan dari gulma
  • Pengendalian secara kimiawi: Menggunakan pestisida dan fungisida
  • Pengendalian secara hayati: Menggunakan musuh alami hama dan penyakit, seperti predator dan parasitoid

Dengan memahami dan menerapkan teknik cara menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari secara tepat, petani dapat memperoleh hasil panen yang optimal dan meningkatkan pendapatan mereka.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan berkonsultasi dengan penyuluh pertanian di daerah masing-masing.

Tips Menanam Jagung dan Kacang Tanah dengan Tumpangsari

Teknik tumpangsari jagung dan kacang tanah memiliki banyak manfaat, namun untuk memperoleh hasil panen yang optimal, petani perlu memperhatikan beberapa tips berikut:

Tip 1: Pemilihan Varietas yang Tepat

Pilih varietas jagung dan kacang tanah yang cocok untuk ditanam dengan sistem tumpangsari. Varietas jagung yang cocok adalah varietas hibrida yang memiliki tinggi tanaman sedang dan umur panen genjah, sedangkan varietas kacang tanah yang cocok adalah varietas unggul yang tahan terhadap penyakit dan memiliki hasil panen yang tinggi.

Tip 2: Persiapan Lahan dan Penanaman

Olah lahan dengan baik dan buat bedengan dengan lebar 100-120 cm dan tinggi 30-40 cm. Tanam jagung terlebih dahulu dengan jarak tanam 70 x 70 cm, kemudian tanam kacang tanah di sela-sela tanaman jagung dengan jarak tanam 40 x 40 cm.

Tip 3: Pemupukan yang Tepat

Berikan pupuk sesuai dengan kebutuhan kedua tanaman. Untuk jagung, dapat diberikan pupuk urea, SP-36, dan KCl, sedangkan untuk kacang tanah dapat diberikan pupuk NPK, ZA, dan dolomit.

Tip 4: Pengairan yang Cukup

Jagung dan kacang tanah membutuhkan air yang cukup, terutama pada saat pertumbuhan dan pembungaan. Pastikan lahan selalu dalam kondisi lembab, tetapi tidak tergenang air.

Tip 5: Pengendalian Gulma

Gulma dapat mengganggu pertumbuhan jagung dan kacang tanah, sehingga perlu dilakukan pengendalian gulma secara teratur. Penyiangan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan herbisida.

Tip 6: Pengendalian Hama dan Penyakit

Jagung dan kacang tanah rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Lakukan pengendalian hama dan penyakit secara tepat dan terpadu, dengan menggunakan metode pengendalian mekanis, kimiawi, dan hayati.

Tip 7: Panen Tepat Waktu

Panen jagung dan kacang tanah pada saat yang tepat. Untuk jagung, panen dilakukan saat tongkol sudah matang dan biji jagung berwarna kuning keemasan, sedangkan untuk kacang tanah, panen dilakukan saat polong sudah berwarna cokelat dan biji kacang tanah sudah mengeras.

Tip 8: Penanganan Pascapanen

Setelah panen, segera lakukan penanganan pascapanen untuk menjaga kualitas hasil panen. Jagung harus segera dikeringkan untuk mencegah kerusakan akibat jamur, sedangkan kacang tanah harus segera dibersihkan dari tanah dan kotoran.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, petani dapat memperoleh hasil panen jagung dan kacang tanah yang optimal dan meningkatkan pendapatan mereka.

Kesimpulan

Dalam bertani, teknik tumpangsari merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan meningkatkan produktivitas pertanian. Cara menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari telah banyak dipraktikkan oleh petani karena memiliki banyak manfaat, seperti efisiensi penggunaan lahan, pengurangan risiko gagal panen, peningkatan produktivitas lahan, dan peningkatan pendapatan petani.

Untuk memperoleh hasil panen yang optimal, dalam menerapkan teknik cara menanam jagung dan kacang tanah dengan tumpangsari perlu memperhatikan beberapa aspek penting, seperti pemilihan varietas yang tepat, persiapan lahan dan penanaman, pemupukan, pengairan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, panen tepat waktu, dan penanganan pascapanen. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, petani dapat memperoleh hasil panen jagung dan kacang tanah yang berkualitas tinggi dan berlimpah, sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.